Gandaria (Bouea macrophylla) memang kurang populer tapi namanya tidak asing, buah ini biasanya diolah menjadi rujak atau sambel. Rasa segar asam manisnya  bikin nafsu makan, sambel Gandaria biasanya menjadi sajian khas di rumah makan sunda.

Menurut wikipedia, Gandaria atau nama lokal lainnya jatake adalah tanaman yang berasal dari kepulauan Indonesia dan Malaysia. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis, dan banyak dibudidayakan di Sumatra dan Thailand.

Meski sering disebut-sebut namanya terutama warga ibukota karena ada Mall Gandaria city dan kelurahan Gandaria di Kebayoran Baru, Disayangkan tanaman buah tropik ini sangat jarang dijumpai lagi apalagi di perkotaan seperti Jakarta.

Tanaman pohon ini memiliki ciri  dengan tinggi  25- 27 m dengan tajuk rapat dan daunnya yang tunggal,

Buahnya bulat, berwarna hijau sampai kuning dengan rasa asam manis menyegarkan. Di Indonesia penyebarannya masih terbatas hanya ada dibeberapa daerah seperti Sumatera Utara, Kalimantan, Jawa barat dan Maluku.

Di daerah Maluku memang bisa dijumpai pada beberapa daerah yaitu pulau Ambon sebagai sentra produksi terbesar dan selebihnya di Kabupaten Maluku Tengah terutama pulau Saparua dan Seram Barat.

Berbeda dengan Indonesia, di Thailand Gandaria atau sering disebut Mayongchid berukuran lebih besar dan memang masih kerabat dekat dengan Gandaria Bouea macrophylla. Hebatnya Di Thailand buah ini  sangat digemari dan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Pembibit tanaman buah di Parung Kabupaten Bogor,Kang Bosir Gober  berkisah, Ia memiliki tanaman berumur 4 tahun setinggi 2 m . “Mayongchid agak susah berbuah. Di Thailand cocok untuk mayongchid, di sini pertumbuhannya agak lambat,”ujarnya. (sumber trubus)

Pembibit lain di Bogor, Syahril M. Said, memiliki beberapa bibit berumur 3 tahun yang juga belum berbuah.

Bila ditanam dari biji, lebih dari 5 tahun baru berbuah. Pada panen perdana, ia bisa menuai 2 kg per pohon. Untuk pohon besar yang lebih dari 15 tahun dengan tinggi 6—7 m dan mampu menghasilkan 1 ton per tahun.

Satu kilogram terdiri atas 10—12 buah berukuran besar, 15—20 buah (kecil). Pohon anggota famili Anacardiaceae itu mampu berproduksi hingga umur lebih 30 tahun.

Tanaman Buah Gandaria yang ditanam melalui biji akan lebih lama menghasilkan buah, biasanya pohon gandaria membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan buah.

Pohon Gandaria dari hasil cangkokan biasanya akan berbuah lebih cepat, biasanya pohon gandaria hasil cangkokan yang ditanam akan beruah pada usia 5-6 tahun setelah penanaman. Namun akan lebih cepat tergantung pertumbuhan tanaman dan kualitas bibit.

Budidaya

Apabila ingin membudidayakan dengan cara  mencangkok  pilihlah buah dari pohon dengan silsilah buah yang paling baik. Ambil buah yang telah masak lalu pisahkan biji dari daging buahnya.

Setelah itu, semai biji gandaria di lahan semai dengan tekstur tanah gembur dan subur. Tunggulah sampai biji tersebut mengeluarkan tunas dan tumbuh. Saat tunas mulai tumbuh sekitar 20 cm, maka pindahkan bibit ke polybag yang telah diisi campuran tanah dan pupuk kandang.

Tahap selanjutnya setelah cangkokan mulai berakar, maka bisa dilakukan pemotongan di bagian bawah cangkokan (2-5 cm dari cangkokan). Setelah itu pindahkan ke polybag yang berisi tanah dan pupuk kandang terlebih dahulu.

Biarkan hingga 1 bulan agar bibit cangkok pohon buah gandaria benar-benar tumbuh.Jika telah mencapai ketinggian 70 cm maka mulai pindahkan ke lahan tanam sebenarnya.

Hambatan dan tantangan buah ini gampang pecah, terutama akibat iklim yang berubah-ubah, hujan dan panas silih berganti secara cepat. Untuk mengatasinya menyiram tanah di bawah tajuk saat cuaca panas. Buah pecah juga akibat dimasukkan dalam lemari pendingin.

Kurangnya informasi dan data tentang buah gandaria masih menjadi kendala sehingga perlu bahan-bahan literasi tentang buah gandaria terutama dari aspek agronomi dan pemanfaatannya.

Terlebih di era digital dan Industri 4.0, tradisi menanam kurang diminati anak-anak muda, hanya generasi zamannya saja yang secara tak sengaja menanam pohonnya.

Selain menanam dan membudidayakan, Secara bertahap Leuweung Geledegan Ecolodge memulai studi literasi mengumpulkan bahan-bahan literasi dari berbagai sumber literasi ; artikel, jurnal khusus tanaman buah  dan bunga langka.

Semoga bermanfaat untuk generasi selanjutnya anak-anak muda dan cucu -cucu yang akan menjadi pewaris lingkungan.